Batu Bara — Baratapost.com | PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan melalui sektor pertanian. Bersama kelompok masyarakat binaannya, INALUM melaksanakan panen padi hasil penerapan Metode Tani Nusantara (MTN) di lahan uji coba seluas ±1.000 meter persegi di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Kepala Divisi CSR/TJSL INALUM, Susyam Widodo, menjelaskan bahwa program ini menjadi langkah nyata perusahaan dalam mendorong inovasi pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berdaya saing, sejalan dengan semangat SDG’s 2030 yang diusung perusahaan.
“Penerapan Metode Tani Nusantara menjadi langkah nyata dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimia, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian desa. Kami juga berupaya memperkuat kapasitas petani binaan agar lebih mandiri, hemat biaya, dan berdaya saing,” ujar Susyam.
Metode Tani Nusantara (MTN) merupakan pendekatan pertanian alami yang menggunakan bahan-bahan organik lokal untuk menggantikan pupuk dan pestisida kimia. Melalui metode ini, petani dapat menekan biaya produksi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem tanah agar tetap subur dan produktif.
Panen dilaksanakan pada awal Oktober 2025 setelah masa tanam dan pemeliharaan selama tiga bulan. Hasil panen menunjukkan produktivitas yang setara dengan metode konvensional, namun dengan biaya produksi lebih efisien dan penggunaan input kimia yang jauh lebih rendah.
Dari hasil perbandingan, penerapan MTN menghasilkan 220 kilogram padi per rante (400 m²), sedikit di bawah metode kimia yang mencapai 250 kilogram, meskipun sempat terjadi kekurangan irigasi di pertengahan masa tanam. Namun, biaya tanam hanya sekitar Rp500.000, lebih hemat dibandingkan metode konvensional yang mencapai Rp700.000 per rante.
Selain lebih efisien, petani juga berhasil menghemat penggunaan pupuk dan pestisida kimia dengan mengganti bahan organik hasil fermentasi alami. Selama masa tanam, petani melakukan tiga kali pemupukan dan dua kali penyemprotan pestisida organik, disesuaikan dengan kondisi tanaman di lapangan.
Sebagai bagian dari program ini, INALUM turut memberikan pelatihan, studi banding, serta bantuan peralatan produksi pupuk dan pestisida organik kepada petani binaan. Langkah ini menjadi wujud kontribusi perusahaan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) nomor 2: Tanpa Kelaparan, sekaligus mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional yang dicanangkan pemerintah.
Melalui penerapan Metode Tani Nusantara, INALUM berharap dapat mendorong transformasi pertanian lokal menuju sistem yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, sekaligus memperkuat peran masyarakat sekitar dalam menjaga ketahanan pangan daerah. (Ak)