Dari Padang ke Pucuk Kepemimpinan INALUM: Melati Sarnita, Penempa Hilirisasi Industri Nasional

Batu Bara, Baratapost.com — Di tengah derasnya arus industri berat yang kerap didominasi pria, Melati Sarnita tampil sebagai figur transformasional. Dari mimpi masa kecil di Padang hingga menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) pada Juni 2025, Melati membuktikan bahwa keberanian, konsistensi, dan visi strategis mampu menembus batas-batas konvensional.

Perjalanan Melati dimulai dari ruang tamu sederhana pada dekade 1980-an, di mana ia kecil menghabiskan waktu dengan majalah tentang kilang minyak Caltex dan cerita ayahnya tentang industri raksasa di Riau. Sejak itu, ia tak pernah bercita-cita menjadi dokter atau guru—melainkan ingin memahami dunia logam dan energi.

Lulus sebagai Sarjana Teknik Metalurgi dari Universitas Indonesia, Melati memulai kariernya di sektor energi. Pengalaman profesional di Kodeco Energy dan Chevron membentuk karakter kepemimpinannya: presisi, efisiensi, dan keberanian mengambil keputusan.

Tahun 2017 menjadi titik balik saat Melati dipercaya sebagai Direktur di PGN LNG Indonesia. Dua tahun kemudian, Krakatau Steel meminangnya sebagai Direktur Pengembangan Usaha, lalu naik menjadi Direktur Komersial. Di tengah tekanan global terhadap industri baja, Melati menerapkan strategi yang memperkuat posisi Krakatau Steel sebagai pemain penting dalam rantai pasok nasional.

“Kita tidak hanya menjual besi. Kita menjual strategi nasional,” tegasnya dalam salah satu wawancara internal.

Mei 2023, Melati melangkah ke INALUM sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Ia menyusun cetak biru ekspansi peleburan aluminium, meningkatkan kapasitas produksi dari 250.000 ton menjadi 300.000 ton per tahun. Visi hilirisasi menjadi komitmennya: mengolah bauksit menjadi aluminium ingot di dalam negeri, bukan mengekspor dalam bentuk mentah.

“Kalau kita bisa olah sendiri, kenapa harus ekspor mentah?” ujarnya lantang dalam forum BUMN.

Kepemimpinannya di INALUM ditandai dengan langkah besar. Perusahaan tak lagi sekadar produsen logam, tapi menjadi tulang punggung hilirisasi industri nasional—termasuk dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Melati memimpin bukan dengan retorika, tapi dengan data, strategi, dan keputusan besar. Di sektor metalurgi yang masih didominasi pria, ia hadir bukan hanya sebagai simbol—melainkan sebagai kekuatan penggerak perubahan.

“Saya bukan perempuan pertama di sini. Tapi saya ingin memastikan, saya bukan yang terakhir,” katanya saat berbicara di hadapan para mahasiswi teknik di Universitas Indonesia.

Melati Sarnita bukan sekadar sarjana metalurgi. Ia adalah penempa jalan dalam industri berat nasional. Dari Padang hingga pucuk pimpinan INALUM, ia menegaskan bahwa logam bukan hanya komoditas, tapi simbol kemajuan bangsa.

Kata kunci utama: Melati Sarnita, Direktur Utama INALUM, industri logam Indonesia, hilirisasi, perempuan pemimpin industri, INALUM 2025, pengembangan aluminium Indonesia. (Ak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *