Dinkes Aceh Utara Ingatkan Pentingnya Mengkonsumsi Makanan Higienis Agar Tubuh Tidak Terkena Ini!

BARATAPOST.COM Tubuh adalah sebuah karunia yang berharga dimiliki oleh seorang manusia, sepantasnya karunia tersebut harus dijaga dengan baik dan efektif. Dengan cara mengonsumsi makanan makanan yang bergizi sebagai kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan hidup.

Namun, sepatutnya makanan yang masuk ke tubuh Manusia merupakan makanan yang bersih dan Higienis baik dari cara pengolahan maupun kemasan jika itu makanan siap saji, agar makanan tidak dalam keadaan terpapar debu dan kotoran.

Bukan hanya terkena debu dan kotoran, serangga-serangga seperti lalat dan semut mungkin saja hinggap pada makanan yang terbuka. Selain itu, kebersihan alat masak, bagaimana cara penyajiannya, dan proses produksi makanan juga dapat berpengaruh pada higienitas makanan.

Namun sebenarnya, berbagai hal dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan makanan, seperti mencuci bahan makanan sebelum dimasak, memperhatikan tingkat kematangan makanan, bahkan tanggal kadaluarsa makanan. Ultimates juga dapat melihat lebih lanjut kondisi kemasan, lingkungan produksi makanannya hingga mencuci tangan sebelum makan.

Dengan mengonsumsi makanan higienis, berarti Ultimates sudah mencegah masuknya hal-hal buruk ke dalam tubuh.

Salah satu dampak buruk yang biasanya terjadi ketika mengkonsumsi makanan tidak higienis adalah diare. Diare merupakan penyakit yang membuat orang memiliki kecenderungan untuk buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali dalam sehari dengan konsistensi feses lebih encer dari biasanya.

Penyakit diare disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) yang menghasilkan racun.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012 mengungkapkan, diare menjadi salah satu dari sepuluh penyebab kematian terbanyak di dunia, lebih tepatnya 1,5 juta atau 2,7% dari seluruh kematian.

Terkait hal tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia pernah mempublikasikan Profil Kesehatan Indonesia pada 2018 yang menunjukkan bahwa terdapat 36 kasus kematian dalam jangka waktu 1 tahun karena adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare.

Tidak hanya diare, ada pula dampak buruk lainnya apabila Ultimates mengonsumsi makanan tidak higienis. Berikut ini merupakan tiga risiko buruk ketika mengonsumsi makanan yang tidak bersih.

  1.  Keracunan Makanan

Makanan yang terkontaminasi kuman atau racun dapat menyebabkan mual, muntah hingga diare. Gejala ini akan terlihat beberapa waktu setelah mengkonsumsi makanan terkontaminasi. Biasanya masalah keracunan makanan akan hilang dengan sendirinya, tetapi ada pula kasus yang dapat membahayakan dan membutuhkan penanganan lebih lanjut dari dokter. Kasus keracunan makanan di Indonesia masih membutuhkan perhatian karena pada 2017, distribusi KLB penyakit dan keracunan pangan sudah mencapai 23 persen.

  1. Salmonellosis dan Tifus

Salmonellosis merupakan penyakit yang timbul pada bagian usus akibat bakteri Salmonella. Bakteri ini dapat ditemukan dalam makanan yang terkontaminasi seperti daging-daging yang belum matang, telur mentah, produk susu, bahkan buah dan sayuran mentah. Gejala seperti demam, mual, muntah, diare, sakit kepala, dan keram perut biasanya akan timbul 8–72 jam setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.

Cukup sering terjadi di Indonesia, salah satu akibat infeksi yang paling umum terjadi adalah penyakit tifus karena adanya bakteri Salmonella typhi. Gejalanya mulai muncul sekitar 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi. Penyakit ini dapat berakibat fatal sehingga membutuhkan penanganan khusus dari medis. 

  1. Kanker

Tidak hanya kuman dan bakteri, zat-zat kimia yang dapat membahayakan tubuh juga menjadi salah satu indikasi ketidakbersihan makanan. Contoh zat kimia berbahaya yang terkandung dalam makanan tidak higienis adalah pemanis buatan, bahan pengawet, minuman keras, dan daging olahan. Bila dikonsumsi secara berlebihan, zat-zat kimia dalam makanan tersebut akan tertumpuk dalam tubuh dan dapat memicu kanker. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *