Aceh Utara, Baratapost.com – Dinas Kesehatan Aceh Utara serahkan sertifikat laik hygiene jasa boga ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Lhoksukon, di Kantor Dinas Kesehatan Setempat.
Penyerahan sertifikat itu dilakukan oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Samsul Bahri S.KM., MKM dan diterima langsung oleh Kepala Lapas Kelas II B Lhoksukon Yusnaidi, S.H., M.H. didampingi Kasubsi Portatib Munardi.
Dalam kegiatan itu Samsul menyebut, Atas dasar penyerahan sertifikat itu, dapur Lapas Kelas IIB Lhoksukon telah dianggap memiliki dapur bersih laik higiene.
Hal tersebut, sesuai dengan peraturan menteri Hukum dan HAM No.40 Tahun 2017. tentang Pedoman Penyelenggaraan Makanan bagi tahanan, anak dan narapidana yang mengatur tentang pelayanan makanan, kecukupan gizi dan sanitasi.
Lebih lanjut Samsul menyebut, sertifikasi laik hygiene sanitasi (SLHS) adalah bukti tertulis keamanan pangan untuk pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan kesehatan olahan pangan siap saji.
Layanan makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi salah satu prioritas Sehingga, aspek kebersihan dapur umum sangat diperhatikan.
Samsul melanjutkan, bahwa kebersihan dapur menjadi sangat penting, warga binaan perlu makanan yang bergizi dan bersih. Dan sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga menjadi bukti bahwa lapas tidak main-main memberikan pelayanan bahan makanan.
Samsul mengapresiasi capaian ini. Menurutnya, sinergi yang dilakukan antara Lapas Lhoksukon dengan Dinas Kesehatan Aceh Utara.
Menurutnya, upaya yang dilakukan lapas, mendapat sambutan baik berupa supervisi sehingga tercipta dapur lapas yang higienis.
“Mulai dari survei, pemenuhan data dukung, pengambilan sampel, pengujian hingga penilaian hasil dilakukan dengan proses yang jelas dan membangun,” ujarnya.
Sehingga, lanjut Samsul, capaian ini harus dibuktikan dengan peningkatan kualitas pelayanan kepada warga binaan.
Dia meminta lapas untuk selalu menjaga kualitas dapur umum yang meliputi proses pencucian, pengolahan, penyajian hingga distribusi makanan.
“Hal ini untuk menjaga kualitas kesehatan dan cita rasa makanan yang berdampak pada derajat kesehatan warga binaan,” tuturnya.
Disamping itu, Samsul juga menjelaskan bahwa pihak Lapas Lhoksukon untuk memastikan juga sarpras pengolahan makanan. Seperti tempat pencucian, media memasak, filter air minum, penyaringan lemak cuci piring (grease trap) hingga alur pembuangan sisa makanan.
“Semua aspek tersebut harus termanajemen dengan baik, sehingga sanitasi bisa tercapai,” terangnya.
Sementara itu, Kalapas Lhoksukon Yusnaidi menjelaskan, bahwa pihaknya punya komitmen penuh untuk menjaga kebersihan makanan bagi warga binaan.
Dia berharap, dengan makanan yang cukup dan bersih akan membuat warga binaan selalu sehat. “Kesehatan warga binaan adalah prioritas kami, sehingga akan terus kami upayakan untuk memberikan yang terbaik,” tutup Yusnaidi. (ADV)