Komisi III DPRK Aceh Utara Telusuri Dugaan Korupsi di BPKD

Aceh Utara, Baratapost.comKetua Komisi III DPRK Aceh Utara, Razali Abu, SE (Abu Lapang) beserta anggota akan menindaklanjuti adanya indikasi penyelewengan pendapatan asli daerah (PAD) dengan melaksanakan rapat terbatas.

Hal ini menunjukkan keseriusan Komisi III terkait adanya dugaan Korupsi dalam mengelola PAD di BPKD Aceh Utara, utamanya dari sektor galian C dan beberapa sektor lainnya.

“Memang selama ini banyak kecurigaan dari kami terhadap perolehan PAD yang setiap tahunnya justru berkurang bahkan tidak bertambah, namun Komisi III Belum mendapatkan celah informasi yang akurat untuk menindaklanjuti hal tersebut, padahal komisi III sejak awal masa jabatan di 2019 sudah sangat fokus dan konsen terhadap peningkatan PAD Aceh Utara terutama dari sektor pendapatan pajak daerah dan pendapatan retribusi daerah,” ungkap Razali Minggu (11/6/2023).

“Beberapa hal yang kami telusuri dan tidak mendapatkan data terperinci dalam setiap rapat dengan BPKD Aceh Utara adalah sektor Pendapatan Pajak Daerah dan Pendapatan Retribusi Daerah yang terdiri dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu,” ucapnya.

Ia mengatakan, setiap rapat komisi III hanya menerima data jadi dimana akumulasi total nya sudah dibuat tetapi penerimaannya tidak jelas misalnya retribusi galian C dari perusahaan A Bulan ini berapa dan dari Perusahaan B berapa.

“Maka untuk menindaklanjuti berita yang beredar, saya akan mengajak teman teman komisi III nanti malam untuk melaksanakan rapat terbatas terkait rencana tindak lanjut berita tersebut, itu semua pendapatan adalah uang rakyat jadi harus jelas pembayar pajak dan manfaatnya untuk masyarakat, dan bila ada penyelewengan maka itu adalah kegiatan melanggar hukum,” tegasnya.

“Informasi yang beredar tentang indikasi manipulasi data wajib pajak, penipuan penyetoran pajak galian C, Retribusi Parkir, reklame dan pajak makan minum, itu semua kami bahas nanti malam termasuk bagaimana upaya tindak lanjut dan kunjungan kelapangan,” jelas Razali.

Razali Abu juga menambahkan bahwa sangat bersyukur menerima laporan masyarakat terhadap Indikasi bocornya PAD Aceh Utara.

Aceh Utara uberaya, harta cukop lee tapi masyarakat tanyoe gasien, nyoe hanjeut keubut dan tanyoe malee jerih imum chik masjid han ek tabayeu penuh sithon (Aceh Utara sangat luas dan SDM nya sangat melimpah, tapi masyarakat kita masih miskin, ini tidak bisa kita biarkan, kita harus malu ketika jerih imum chik mesjid saja hanya kita bayar tujuh bulan dalam setahun),” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *