Batu Bara, Baratapost.com | Pengerjaan base course (lapis pondasi) untuk pelebaran jalan sepanjang sekitar 2 kilometer di Jalinsum, Desa Petatal, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batu Bara, memicu protes dari warga setempat. Pasalnya, material base course yang digunakan menimbulkan abu yang beterbangan dan mengganggu lingkungan sekitar.
Warga mengeluhkan bahwa abu tersebut mengotori rumah-rumah mereka, sementara pihak rekanan proyek tidak melakukan penyiraman berkala untuk mencegah penyebaran debu.
Meski warga telah mengajukan komplain, tindakan tersebut tidak diindahkan, dan pengerjaan proyek terus berlangsung hingga malam hari.
Akibat debu yang menumpuk, beberapa warga mengalami gangguan kesehatan berupa infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Selain itu, para pedagang pinggir jalan mengeluhkan penurunan jumlah pembeli, yang berdampak negatif pada pendapatan mereka.
Sebagai bentuk protes, warga memblokir jalan lintas dengan menggunakan palang, meja, dan kayu, menyebabkan kemacetan panjang di jalan nasional tersebut.
Aksi tersebut juga melibatkan sejumlah pelajar dan kaum ibu yang membawa poster berisi kecaman terhadap pihak pelaksana proyek.
Wita, salah seorang pedagang, menuturkan, “Kami tidak ingin menghalangi pekerjaan, tapi kami meminta agar pihak pelaksana proyek melakukan penyiraman jalan. Debu yang pekat sudah terjadi selama sepekan dan berdampak pada dagangan kami, membuat pembeli enggan singgah.”
Senada, Yeni, pedagang minuman, mengungkapkan bahwa debu dari proyek membuat perekonomiannya terpuruk. “Biasanya, saya mendapatkan penghasilan lima puluh ribu per hari, namun kini dagangan saya sepi pembeli,” keluhnya saat di tanyai wartawan, Senin (2/9/2024).
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa personil Sat Samapta Polres Batu Bara berupaya memediasi antara warga dan pihak rekanan proyek, sambil menjaga agar situasi tetap kondusif. Sayangnya, tidak terlihat kehadiran pihak rekanan di lokasi, dan hanya pekerja proyek yang mengaku menjalankan instruksi dari rekanan yang ada. (GS)